Halaman

Prayer Times : Jadwal Sholat

Senin, 23 Juli 2012

Mengubah Kekurangan Diri Menjadi Kekuatan dalam memperbaiki kualitas hidup


Mengubah Kelemahan Diri Menjai Kekuatan
Memang yang paling pantas menilai tentang segala aspek yg ada pada diri kita sendiri adalah orang lain, karena orang lain lah yang senantiasa mampu melihat banyak sisi lain dari diri kita, orang lain menyadari hal-hal kecil termasuk kekurangan kita yang terkadang sering luput dari perhatian kita sendiri. Namun, yg lebih harus di ingat bahwa : kita semua harus senantiasa untuk saling mengintropeksi kelemahan yg tersimpan di dalam diri, jangan hanya mau menilai dan men judge sisi negatif orang lain, namun, kita sendiri tak mau mengakui kesalahan yg telah kita lakukan. Artinya disini bahwa kita menyadari dan tak Luput dari benak kita untuk menilai apa yang sesungguhnya menjadi nilai minus dari kepribadian diri kita masing-masing, sehingga kita tidak disibukkan untuk senantiasa menilai cacat dan kekurangan pribadi  orang lain.
Termasuk diri saya pribadi yang kadang lupa menilai segala kekurangan yg saya miliki. Saya sangat menyadari terkadang bersifat kurang sabar, dan terlalu egois bila sedang terjadi perselisihan dengan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa ketidaksabaran dan keegoisan tersebut juga terkadang karena kedua belah pihak (saya dan teman seumpama) saling bersikeras bahwa diri inilah yg paling benar serta sulit untuk menyadari bahwa (saya dan teman seumpama) memang sama-sama salah. It is a difficult personality to be changed.
Memang benar menurut pernyataan dari florece littauer yg menyatakan bahwa human character is like a stone (karakter manusia  itu seperti batu). Sifat manusia memanglah bisa dirubah seperti apapun bentuknya, tapi Sama halnya seperti batu,  batu dan karakter manusia sama sama sulit bisa untuk dirubah. ya seperti itulah karakter, karakter kita akan selalu melekat, walaupun sikap kita bisa saja berubah karena pergaulan.
Berdasarkan inti klimaks dari pernyataan diatas bahwa tidak bisa dipungkiri bahwasanya kita sebagai manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Bahkan mereka yang mengklaim diri paling sempurna pun pasti memiliki kekurangan juga. Tinggal bagaimana kemudian kita menyikapi kekurangan ini.  Namun, agar tidak terjadi konflik antar sesama individu alangkah baiknya kita semua untuk lebih memilih untuk fokus pada nilai minus yang kita miliki masing-masing.
Kita pun harus lebih banyak bersyukur karena menyadari masih banyak hal-hal lain yang bisa dikembangkan dan menjadi kekuatan sekaligus pembeda dirinya dengan orang lain. Dengan kata lain, kita fokus pada solusi bukan pada masalahnya. Menerima semua kekurangan yang ada di dalam diri kita sendiri adalah langkah awalnya. Berhenti untuk terus mempertanyakan dan mengkritisi apa yang terjadi pada diri kita sendiri dan orang lain. Karena selama kita belum bisa menerima, maka fokus dan perhatian kita hanya berkutat pada masalah itu dan itu lagi. Anda jadi tidak bisa melihat sisi lain yang menonjol dalam diri Anda.
Begitu kita mulai bisa menerima itu semua, saya yakin kita semua akan mulai melihat sisi lain diri sendiri yang bisa dikembangkan dan menjadi sebuah power sekaligus pembeda yang membuat kita istimewa dibandingkan orang lain. Begitu sudah mulai terlihat, fokuskan saja diri Anda disana. Kembangkan apa yang perlu dikembangkan. Kalau perlu berinvestasi untuk ikut seminar tertentu asal bisa membantu perubahan diri Anda menjadi lebih baik, lakukan itu. Toh investasinya juga akan kembali pada diri Anda sendiri.

Sebagian dikutip dari situs : https://ariefmaulana.com

Sabtu, 12 Mei 2012

Sekolah Rakyat Cermin Buruk Pendidikan Indonesia (2)


Sumber : Sindo News


MENDENGAR nama Sekolah Rakyat (SR), masih teringat dengan zaman penjajahan Jepang. Sebelum berganti nama Sekolah Dasar (SD), SR sangat melekat sekali dengan pendidikan anak-anak Indonesia di masa itu.

Tentu saja, kita terpana dengan kondisi saat ini, Indonesia sudah merdeka setengah abad lebih. Bahkan, sudah lima kali berganti presiden, tapi masih terdapat anak-anak kurang mampu yang tidak bisa mengeyam pendidikan dengan baik.

Ironis memang, tapi itulah potret nyata yang terjadi di negeri tercinta ini dan ini juga penyebab kemerosotan pendidikan Indonesia, dimana ditandai dengan meningkatnya jumlah anak putus sekolah usia SD. Belum lagi mereka yang tidak melanjutkan ke tingkat SMP. Penyebab utamanya adalah ketidakmampuan masalah biaya sekolah. 

Menjemput Impian di Sekolah Rakyat (1)


Sumber : Sindo News



GEDUNG itu terdiri atas dua lantai. Mirip bangunan sekolah, tetapi tanpa plang nama. Berada di sebuah pemukiman padat penduduk, tepatnya di Bekasi, Jawa Barat.

Luas bangunan hanya 90 meter, dindingnya sudah ditembok, meski agak kusam tapi isinya tertata rapih, ubin putih menjadikan ruang terlihat luas. Ada bangku, meja tulis dan satu buah papan tulis berukuran sedang.

Bangunan layaknya tempat tinggal itu adalah ruang keluarga yang disulap menjadi tempat kegiatan belajar mengajar siswa Sekolah Rakyat Bekasi (SRB). Pemilik rumah itu merupakan staf pengajar SRB.

Paradigma Politik Alternatif Menyongsong Sukses Pemilu 2014


Sumber : Okezone.com



Panggung perpolitikan merupakan panggung paling mempesona untuk dinikmati. Jelang pilpres 2014 nanti skenario perpolitikan itu sudah mulai diramu guna memantik simpati rakyat. Berbagai momen penting perjalanan pemerintahan nasional menjadi media paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan politis dari masing-masing partai yang akan melaju sebagai kompetitor pemilu nanti. Walau waktu pemilu tersebut masih terbilang cukup lama, namun aroma rivalitas antarpartai politik itu makin terasa menyengat. 

Sepertinya masing-masing partai tidak mau kalah start dalam menyongsong even paling spektakuler itu. Bahkan, sebagian partai besar sudah menunjuk beberapa kadernya yang dianggap layak untuk maju sebagai kandidat capres pada pilpres 2014 nanti. Berbagai macam kemungkinan pun mulai dihitung-hitung, sembari terus mencari resep paling mujarab untuk mengantongi suara rakyat. Mungkin demikianlah gambaran umum kondisi parpol saat ini dalam kancah agenda perpolitikan nasional.