Mengubah
Kelemahan Diri Menjai Kekuatan
Memang yang
paling pantas menilai tentang segala aspek yg ada pada diri kita sendiri adalah
orang lain, karena orang lain lah yang senantiasa mampu melihat banyak sisi
lain dari diri kita, orang lain menyadari hal-hal kecil termasuk kekurangan
kita yang terkadang sering luput dari perhatian kita sendiri. Namun, yg lebih
harus di ingat bahwa : kita semua harus senantiasa untuk saling mengintropeksi
kelemahan yg tersimpan di dalam diri, jangan hanya mau menilai dan men judge sisi negatif orang lain, namun, kita
sendiri tak mau mengakui kesalahan yg telah kita lakukan. Artinya disini bahwa
kita menyadari dan tak Luput dari benak kita untuk menilai apa yang
sesungguhnya menjadi nilai minus dari kepribadian diri kita masing-masing,
sehingga kita tidak disibukkan untuk senantiasa menilai cacat dan kekurangan pribadi orang lain.
Termasuk diri
saya pribadi yang kadang lupa menilai segala kekurangan yg saya miliki. Saya
sangat menyadari terkadang bersifat kurang sabar, dan terlalu egois bila sedang
terjadi perselisihan dengan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa
ketidaksabaran dan keegoisan tersebut juga terkadang karena kedua belah pihak
(saya dan teman seumpama) saling bersikeras bahwa diri inilah yg paling benar
serta sulit untuk menyadari bahwa (saya dan teman seumpama) memang sama-sama
salah. It is a difficult personality to
be changed.
Memang benar menurut pernyataan dari florece
littauer yg menyatakan bahwa human character is like a stone (karakter manusia itu seperti batu). Sifat manusia
memanglah bisa dirubah seperti apapun bentuknya, tapi Sama halnya seperti
batu, batu dan karakter manusia sama
sama sulit bisa untuk dirubah. ya seperti itulah karakter, karakter kita akan
selalu melekat, walaupun sikap kita bisa saja berubah karena pergaulan.
Berdasarkan inti
klimaks dari pernyataan diatas bahwa tidak bisa dipungkiri bahwasanya kita
sebagai manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Bahkan mereka yang
mengklaim diri paling sempurna pun pasti memiliki kekurangan juga. Tinggal
bagaimana kemudian kita menyikapi kekurangan ini. Namun, agar tidak terjadi konflik antar sesama
individu alangkah baiknya kita semua untuk lebih memilih untuk fokus pada nilai
minus yang kita miliki masing-masing.
Kita pun harus lebih
banyak bersyukur karena menyadari masih banyak hal-hal lain yang bisa
dikembangkan dan menjadi kekuatan sekaligus pembeda dirinya dengan orang lain.
Dengan kata lain, kita fokus pada solusi bukan pada masalahnya. Menerima semua
kekurangan yang ada di dalam diri kita sendiri adalah langkah awalnya. Berhenti
untuk terus mempertanyakan dan mengkritisi apa yang terjadi pada diri kita
sendiri dan orang lain. Karena selama kita belum bisa menerima, maka fokus dan
perhatian kita hanya berkutat pada masalah itu dan itu lagi. Anda jadi tidak
bisa melihat sisi lain yang menonjol dalam diri Anda.
Begitu kita mulai
bisa menerima itu semua, saya yakin kita semua akan mulai melihat sisi lain
diri sendiri yang bisa dikembangkan dan menjadi sebuah power sekaligus pembeda
yang membuat kita istimewa dibandingkan orang lain. Begitu sudah mulai
terlihat, fokuskan saja diri Anda disana. Kembangkan apa yang perlu
dikembangkan. Kalau perlu berinvestasi untuk ikut seminar tertentu asal bisa
membantu perubahan diri Anda menjadi lebih baik, lakukan itu. Toh investasinya
juga akan kembali pada diri Anda sendiri.
Sebagian dikutip
dari situs : https://ariefmaulana.com